• VIDEO
  • UKM Tangsel
  • KULINER
  • SPORTS
  • Login
Pasang Iklan
Berita Tangerang Selatan
ADVERTISEMENT
  • HOME
  • NASIONAL
    • Banten
    • DKI Jakarta
    • Jabodetabek
  • HUKUM
    • Kejaksaan
    • Kriminalitas Tangsel
  • PENDIDIKAN
  • OPINI/ARTIKEL
  • SERBA SERBI
  • BIDIKCHANNEL
No Result
View All Result
Berita Tangerang Selatan
  • HOME
  • NASIONAL
    • Banten
    • DKI Jakarta
    • Jabodetabek
  • HUKUM
    • Kejaksaan
    • Kriminalitas Tangsel
  • PENDIDIKAN
  • OPINI/ARTIKEL
  • SERBA SERBI
  • BIDIKCHANNEL
No Result
View All Result
Berita Tangerang Selatan
No Result
View All Result
  • VIDEO
  • UKM Tangsel
  • KULINER
  • SPORTS

Beranda Nasional Disiplin Prokes Kunci Hidup Berdampingan dengan COVID-19

Disiplin Prokes Kunci Hidup Berdampingan dengan COVID-19

Redaksi by Redaksi
in DKI Jakarta, Nasional
0
145
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Whatsapp

Jakarta, bidiktangsel.com – Pemerintah menyusun strategi jangka panjang menyikapi kemungkinan pandemi COVID-19 akan tetap ada dalam waktu lama. Pilihan terbaik bagi masyarakat saat ini adalah tetap menegakkan disiplin protokol kesehatan (prokes) sebagai jalan menuju tatanan kehidupan baru. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengingatkan agar negara negara di dunia, termasuk Indonesia, mempersiapkan diri mengambil langkah-langkah.

Terkait dengan hal ini, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan sejak awal Agustus 2021 pemerintah telah menyusun kajian dan strategi hidup berdampingan dengan virus Corona.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Tampaknya virus Corona penyebab COVID-19 akan hidup cukup lama bersama dengan kita, bisa tahunan. Strateginya adalah bagaimana menjalani hidup normal dengan mematuhi protokol kesehatan sembari menjalankan aktivitas perekonomian dengan aman,” ujar Maxi Rein dalam Dialog virtual Semangat Selasa Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN, Selasa (7/9/21).

Untuk itu, pemerintah melakukan upaya persuasif agar masyarakat melakukan prokes ketika berada di ruang publik. 

“Misalnya masuk dan keluar melalui pintu berbeda, memindai barcode PeduliLindungi, pakai masker, cuci tangan, dan menjaga jarak,” ujar Maxi.

Maxi menambahkan, prokes merupakan dasar tatanan hidup baru bagi masyarakat. 

“Tidak ada pilihan lain selain disiplin menjalankan protokol kesehatan sebagai salah satu kebiasaan baru,” ujarnya.

Pemerintah saat ini menyiapkan peta jalan hidup bersama COVID-19 melalui asesmen terkait kebiasaan baru di level tertentu.

 “Asesmen ini disesuaikan dengan status wilayah, misal level 1 dan 2 agak longgar dibandingkan dengan level 3 dan 4,” ujar Maxi.

Pemerintah juga menguatkan strategi tracing, testing, treatment (3T), serta percepatan vaksinasi. Saat ini, rata-rata kasus harian COVID-19 di Indonesia sudah menurun.

“Kasus konfirmasi positif sudah mencapai 6,7%, mendekati yang disyaratkan WHO di bawah 5%,” ujar Maxi.

“Semua itu tak lepas dari partisipasi masyarakat sehingga membuat kasus harian COVID-19 Indonesia menurun. Indikator BOR (Bed Occupancy Rate) juga membaik, saat ini di bawah 20%. Demikian juga indikator kematian harian di bawah 500 per hari,” beber Maxi

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mampu menekan angka mobilitas masyarakat. 

“PPKM menekan mobilitas 20-30% sehingga dapat menurunkan laju penularan. Namun penurunan ini jangan membuat euforia dan lengah sehingga abai prokes, misalnya tidak memakai masker. Abai prokes bisa membuat kasus COVID-19 kembali naik,” Maxi mengingatkan.

Maxi menekankan, dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam, mobilitas masyarakat Indonesia relatif rendah. 

“Filipina berhasil menekan mobilitas bisa sampai 25-30% namun kasus naik. Sedangkan Vietnam mobilitas masih tinggi 60-70% sehingga kasusnya naik,” ujarnya.

Kasus COVID-19 berbanding lurus dengan kesadaran masyarakat dalam mematuhi prokes. Namun diakui mengubah perilaku masyarakat tidaklah mudah sehingga harus selalu diingatkan agar kasusnya yang menurun tidak naik lagi.

 “Tidak boleh jumawa, tetap harus patuhi prokes,” tandas Maxi.

Maxi menambahkan, menurunnya kasus positif COVID-19 juga terkait dengan upaya percepatan vaksinasi yang dilakukan pemerintah untuk mencapai target herd immunity 208 juta penduduk yang mendapatkan dosis vaksin lengkap. Dalam hal ini dibutuhkan sekitar 400 juta dosis vaksin.

Baca Juga :  Jurus Antisipasi Gelombang Ke Tiga, Disiplin Prokes dan Vaksinasi Harus Terus Digencarkan

Hingga akhir Agustus, sekitar 100 juta dosis vaksin COVID-19 sudah disuntikkan.

“Program vaksinasi on the track. Percepatan vaksinasi berjalan seiring dengan ketersediaan vaksin. Mulai Agustus, stok vaksin di Indonesia mulai banyak sehingga bisa dilakukan vaksinasi 1,5 juta – 2 juta vaksinasi per hari. Untuk September ditargetkan bisa tersedia vaksin 80 juta, dengan demikian bisa dilakukan vaksinasi 2,3 juta – 2,5 juta vaksin per hari agar tercapai herd immunity hingga akhir tahun. Tapi yang terpenting adalah dilakukan vaksinasi sebanyak-banyaknya,” tutur Maxi.

Maxi menyampaikan apresiasi atas dukungan tenaga kesehatan (Nakes), TNI Polri, swasta, dan masyarakat dalam mendukung vaksinasi.

“Semoga vaksinasi bisa tercapai di atas 2 juta suntikan per hari,” harapnya.

Terkait dengan wacana adanya vaksin dosis ketiga (booster), Maxi menekan kan vaksin penguat saat ini baru ditujukan untuk tenaga kesehatan yang memang berisiko tinggi terpapar virus corona.

Selain itu, WHO saat ini belum mengizin kan vaksin booster dengan alasan kesetaraan.

“Masih banyak masyarakat dunia yang belum divaksin. Rata-rata masyarakat dunia yang divaksin baru 10%. WHO menyarankan agar masyarakat selesai mendapat vaksin dosis 1 dan 2 dulu, baru memikirkan vaksin booster,” ujarnya.

Sementara itu, Guru Besar FK UI dan Anggota Komite Penasihat Ahli Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi., mengatakan vaksinasi COVID-19 Indonesia berada di posisi enam besar dunia.

“Kita bersyukur pemerintah bekerja keras bisa mendapatkan vaksin dengan cepat, dan masyarakat juga sadar menjaga prokes serta mau divaksinasi sehingga kasus COVID-19 menurun. Yang penting adalah menjaga agar tidak terjadi gelombang ketiga,” ujarnya.

Menurut Prof Miko, agar bisa hidup berdampingan dengan virus corona, harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga agar jangan sampai kemasukan virus.

“Agar tidak sakit, virusnya tidak bisa bermutasi, maka harus taat prokes. Kalau virus masuk ke dalam tubuh, maka bisa bermutasi dan berubah sifat, misalnya lebih cepat menular dan tidak mempan vaksin,” ujarnya.

Prof Miko menekankan, vaksin bukanlah perlindungan utama. 

“Yang utama adalah virus jangan masuk ke tubuh melalui hidung, mata dan mulut. Caranya patuh prokes, pakai masker dengan benar, jangan longgar, jangan melorot, harus menutup hidung mulut dan dagu, cuci tangan dan jaga jarak,” ujarnya.

Dengan memakai masker yang benar, maka kita akan terlindung dari virus varian apapun, khususnya saat berada di fasilitas umum. 

“Riset menunjukkan, hanya melepas masker 10 detik saja bisa terpapar varian Delta,” ujar Prof Miko.

Orang yang mobilitasnya tinggi disaran kan memakai masker dengan benar dan tetap memakainya saat berada di rumah. 

“Biasakan memakai masker di rumah. Karena jika virus terlanjur masuk ke saluran napas bisa menular ke orang lain saat tidak terlindung masker,” tuturnya.

Saat terpapar virus corona, sebut Prof Miko, orang yang sudah divaksinasi, maka vaksin akan merangsang kekebalan tubuh. 

“Tentara dalam tubuh akan menyerang virus,” ujarnya.

Baca Juga :  Disiplin Prokes, Polsek Mancak Gelar Operasi Dan Bagikan Masker

Masker efektif melindungi 77-79% jika dipakai dengan benar, sedangkan vaksin memberikan perlindungan 65-95% tergantung jumlah dan varian virus.

“Vaksin ini benteng kedua setelah patuh prokes. Pastikan kaum yang rentan, misalnya lansia, yang belum divaksin agar segera divaksin dua kali. Studi menunjukkan lansia yang belum divaksin jika terkena COVID-19 kemungkinan meninggal 46%,” beber Prof Miko.

Selain lansia, orang dengan komorbid juga didorong melakukan vaksinasi asal kondisinya stabil, demikian juga anak-anak usia 12-17 tahun.

“Setelah divaksin selalu patuh prokes,” tandasnya.

Orang yang mobilitasnya tinggi disaran kan memakai masker dengan benar dan tetap memakainya saat berada di rumah. 

“Biasakan memakai masker di rumah. Karena jika virus terlanjur masuk ke saluran napas bisa menular ke orang lain saat tidak terlindung masker,” tuturnya.

Saat terpapar virus corona, sebut Prof Miko, orang yang sudah divaksinasi, maka vaksin akan merangsang kekebalan tubuh.

 “Tentara dalam tubuh akan menyerang virus,” ujarnya.

Masker efektif melindungi 77-79% jika dipakai dengan benar, sedangkan vaksin memberi-kan perlindungan 65-95% tergantung jumlah dan varian virus.

“Vaksin ini benteng kedua setelah patuh prokes. Pastikan kaum yang rentan, misalnya lansia, yang belum divaksin agar segera divaksin dua kali. Studi menunjukkan lansia yang belum divaksin jika terkena COVID-19 kemungkinan meninggal 46%,” beber Prof Miko.

Selain lansia, orang dengan komorbid juga didorong melakukan vaksinasi asal kondisinya stabil, demikian juga anak-anak usia 12-17 tahun.

“Setelah divaksin selalu patuh prokes,” tandasnya.

Dokter yang juga influencer, dr Nadia Alaydrus menekankan, dengan PPKM yang dilonggarkan bukan berarti tidak patuhi prokes.

“Dari 5M tidak bisa hanya pakai masker saja, namun juga harus cuci tangan, jaga jarak, jauhi kerumunan, dan kurangi mobilitas,” ujarnya.

Jika tidak mau ada mutasi virus dan gelombang penularan baru, Nadia mendorong agar semua orang menahan diri untuk tidak kumpul- kumpul dulu.

 “Jangan sampai acara kumpul- kumpul jadi sarana penularan. Nanti ada waktunya kok. Sabar-sabar dulu. Kalau mau makan di tempat umum

boleh tapi harus patuh prokes. Pilih makan di outdoor, saling jaga jarak, jangan berkerumun,” ujarnya.

Nadia menambahkan selain patuh prokes dan vaksinasi, hal yang tak kalah penting adalah menjaga daya tahan tubuh dan menjalankan pola makan sehat. Dokter influencer ini juga mengingatkan agar masyarakat tidak pilah pilih vaksin tertentu.

“Vaksin yg terbaik adalah vaksin yang tersedia dengan cepat, apapun merek nya. Manfaatnya sama. Tubuh bisa mengenali virus, bentuk nya saja yang beda, ada virus yang dimatikan atau yang berbasis RNA. Yang menunggu vaksin merek tertentu malah tidak tidak cepat divaksin. Hal ini yang malah bahaya,” ujarnya.

Maxi Rein menekankan, hidup berdampingan dengan COVID-19 berarti masyarakat harus siap dan bersedia menerapkan prokes, bersedia dilakukan tracing dan testing, serta vaksinasi.

“Bagi yang belum vaksin, datanglah untuk mendapatkan vaksin untuk lindungi diri sendiri dan orang lain,” pungkasmya. (*/Red)

Penulis : Radi Iswan

Terkait

Tags: dengan COVID-19Disiplin ProkesKunci Hidup Berdampingan

IKUTI BERITA LAINNYA DI - Google News

Previous Post

Transformasi Green, PLN Berhasil Produksi Listrik  85.015 MWh dari Co-firing 18 PLTU hingga Juli 2021

Next Post

Presiden dan Kapolri Tinjau Vaksinasi Merdeka di Ponpes dan Tempat Ibadah Se-Indonesia

Redaksi

Redaksi

BidikTangsel.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Next Post

Presiden dan Kapolri Tinjau Vaksinasi Merdeka di Ponpes dan Tempat Ibadah Se-Indonesia

Pasok Listrik 993 MVA, PLN dan GIIC Deltamas Kolaborasi Kembangkan Pusat Data Nasional Pertama di Indonesia

Pasok Listrik 993 MVA, PLN dan GIIC Deltamas Kolaborasi Kembangkan Pusat Data Nasional Pertama di Indonesia

Gedung Jampidsus Kejaksaan Agung RI

Jampidsus Kejaksaan Agung RI periksa 3 orang saksi TIPIKOR PERUM PERINDO Th 2016-2019

Tinjau Serbuan Vaksin di Kalbar, Kapolri Tekankan Penguatan Prokes dan Percepatan Vaksinasi

Konsumsi Listrik PLN Naik Jadi 146 TWh, Sinyal Ekonomi RI Mulai Bangkit

Discussion about this post

Advertorial / Artikel

Edukasi Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Sejak Dini Melalui Kreativitas Anak

Edukasi Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Sejak Dini Melalui Kreativitas Anak

23 Desember 2022

Polemik Naiknya UMP DKI Jakarta, Pengusaha Dan Buruh Menolak!

5 Desember 2022
Melatih kreatifitas anak paud dengan membuat celengan dari botol plastik

Melatih kreatifitas anak paud dengan membuat celengan dari botol plastik

5 Januari 2022
Facebook Twitter Instagram Youtube TikTok LinkedIn

Laman

  • BidikTVTangsel
  • Disclaimer
  • Home
  • Pasang Iklan
  • Pedoman Cyber
  • Redaksi
  • Tentang Kami

PT JAPUNG MEDIA JAYA

Berita Tangerang Selatan

Alamat Redaksi :

Komplek Pakujaya Permai Blok A-18 No.16, RW005, RT.004, Kec. Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, Banten 15324

Fast Respon : +62 812 8588 6968
Email : redaksi.bidiktangsel@gmail.com

Media Social Kami

Berlangganan BidikTangsel.com

Masukkan alamat email Anda untuk berlangganan Berita Terbaru melalui email.

Bergabung dengan 1,970 pelanggan lain

© 2014 BidikTangsel.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • NASIONAL
    • Banten
    • DKI Jakarta
    • Jabodetabek
  • HUKUM
    • Kejaksaan
    • Kriminalitas Tangsel
  • PENDIDIKAN
  • OPINI/ARTIKEL
  • SERBA SERBI
  • BIDIK

© 2014 BidikTangsel.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
PHP Code Snippets Powered By : XYZScripts.com

Add New Playlist