Artikel – Indonesia dikenal dengan sebutan negara maritim. Yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan, serta Indonesia juga mendapatkan julukan sebagai negara kepulauan, yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, tidak heran jika Indonesia dikenal sebagai negara penghasil ikan terbesar di dunia. Namun, yang mengherankan adalah ternyata masyarakat Indonesia lebih suka mengonsumsi daging daripada ikan.
Saat ini, Konsumsi ikan di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan tren peningkatan, meski tidak terlalu tinggi. Laporan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan, angka konsumsi ikan nasional tahun 2021 sebesar 55,37 kg/kapita. Karena Ikan merupakan sumber protein dan mengandung Omega-3 yang bermanfaat untuk kesehatan dan kecerdasan tubuh.
Infrastruktur yang memadai menjadi salah satu kunci utama peningkatan konsumsi ikan nasional. Dengan mewujudkan jalur distribusi yang ideal agar tidak menurunkan kualitas ikan. Saat ini, ikan segar berkualitas umumnya memiliki harga yang lebih tinggi karena memerlukan perawatan khusus dalam distribusinya agar ikan tetap dalam kondisi segar sampai tempat tujuan.
Kehadiran perusahaan rintisan (startup) mampu membantu nelayan dalam meningkatkan nilai jual produk perikanan. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) Slamet Soebjakto menuturkan setidaknya terdapat lima peran penting startup yang akan terus didorong yakni menjamin kepastian pasar, mendorong bahan baku berkualitas, memperkuat ketelusuran produk, mendorong investasi melalui skema crowdfunding, dan menjamin rantai pasok lebih efisien.
Berikut ini beberapa daftar startup yang bergerak di bidang perikanan yang menarik untuk Anda ketahui:
1. eFishery
eFishery adalah startup di bidang Aquaculture Intelligence pertama Indonesia. Startup yang didirikan oleh Gibran Huzaifah bertujuan untuk menyediakan produk perikanan sebagai sumber utama protein hewani yang tidak hanya kaya nutrisi tetapi juga dapat diakses oleh semua kalangan. Maka dari itu. eFishery hadir dengan didukung oleh kemajuan teknologi di bidang Akuakultur.
Dilansir dari laman webnya, eFishery terus berkembang dengan inovasi berupa alat pemberian pakan secara otomatis. Selain itu, kehadiran aplikasi baru ‘eFisheryKu’, berguna untuk mendampingi pembudidaya ikan dari awal hingga akhir proses budidaya. eFishery akan terus bertumbuh dan berusaha untuk menawarkan solusi untuk cakupan yang lebih besar lagi.
2. Aruna
Aruna adalah startup yang fokus dalam pengembangan platform industri perikanan dan kelautan. Startup ini berawal dari kepedulian untuk menyelesaikan masalah nelayan di Indonesia dengan tujuan untuk mengoptimalisasi sumberdaya maritim secara keberlanjutan. Target utama dari Aruna sendiri tidak hanya untuk memajukan ekonomi warga pesisir, namun juga untuk menyediakan bahan hidangan laut yang berkualitas dan jelas asal usulnya.
Aruna memanfaatkan teknologi dengan menggunakan internet, dan aplikasi seluler, dengan pendekatan data yang lebih baik untuk membantu perdagangan perikanan lebih efisien. Cara ini memperpendek supply chain karena transaksi terjadi secara langsung antara produsen (nelayan dan pembudidaya ikan) dengan pelanggan melalui platform Aruna. Hingga saat ini sudah lebih dari 15.000 nelayan yang tergabung dengan Aruna dan tersebar dari Sabang hingga Merauke dan telah mengekspor beberapa komoditi laut ke 7 negara.
3. Jala Tech
Jala Tech adalah startup di bidang Aquaculture Shrimp Farming yang berfokus dalam membantu pembudidaya ulang dengan teknologi yang bisa membantu memprediksi pertumbuhan udang, memantau kualitas air, hingga estimasi hasil budidaya. Para pembudidaya juga bisa terbantu dengan mudahnya akses dalam melihat harga udang terbaru.
Salah satu masalah yang ingin dituntaskan oleh Jala Tech adalah susahnya proses monitoring karena habitat udang yang berada di dasar tambak. Dengan menggunakan data – driven farming, para petambak bisa meningkatkan keberhasilan serta memperbaiki ekosistem budidaya udang.
Hadirnya teknologi tersebut bisa membuat para petambak dapat lebih terbiasa dengan teknologi. Software tersebut bisa diakses melalui mobile app dan web app yang dapat dibuka oleh siapa saja dan kapan saja. Melalui informasi temperatur, kualitas pH air, dan kondisi kesehatan udang, diharapkan dapat mempermudah para petambak dalam proses monitoring.
4. Banoo
Banoo adalah startup teknologi perikanan berbasis IoT yang didirikan pada tahun 2018 oleh mahasiswa dan alumni UGM. Banoo sendiri dibuat karena adanya keprihatinan terhadap kondisi budidaya perikanan yang ada di Indonesia. Dalam peluncurannya, Banoo memiliki tiga tujuan utama, yaitu meningkatkan kualitas produk perikanan, memperbaiki kualitas lingkungan perairan, serta mencapai ketahanan pangan baik dalam skala daerah maupun nasional.
Banoo hadir memberikan solusi bagus yang mana dapat membantu meningkatkan jumlah oksigen terlarut dalam air, sehingga akan lebih cepat proses pertumbuhan dan panen ikan. Jumlah oksigen yang terlarut dalam air dapat ditingkatkan dengan adanya teknologi microbubble tersebut. Sehingga pertumbuhan ikan dapat dipercepat jika jumlah oksigen yang terlarut meningkat dalam air. Keuntungan lainnya yaitu lamanya masa panen yang dapat dipersingkat dan peningkatan hasil panen ikan.
Energi terbarukan dari panel surya merupakan sumber energi yang digunakan oleh Banoo. Sehingga para peternak ikan yang ada di seluruh Indonesia terutama di pedesaan yang tidak mempunyai akses listrik bisa menggunakan alat tersebut.
5. Fishlog
Alumni IPB Bayu M Anggara merintis perusahaan teknologi informasi “FishLog” yang merupakan program transformasi digital logistik dan pengolahan yang terintegrasi bagi petambak ikan dan nelayan. Fishlog hadir sebagai marketplace B2B yang menawarkan jaringan cold chain perikanan melalui komunitas dan engagement di seluruh Indonesia.
“Kita masuk ke ekosistem perikanan, tapi narasi dari kita lebih kepada infrastruktur, konektivitas antar stakeholders. Karena ikan masuk dalam kategori perishable food, jika tidak disimpan di cold chain akan rusak. Artinya dibutuhkan konektivitas yang lebih robust dan lebih baik,” kata Bayu (DailySocial).
Saat ini FishLog telah menjalin kemitraan dengan 25+ penyimpan pasokan di daerah pesisir. Ada sekitar 100 nelayan yang diklaim sudah terbantu oleh layanan yang ditawarkan FishLog.
Itulah beberapa startup perikanan yang ada di Indonesia dan sudah terkenal dalam membantu para nelayan dan pelaku usaha di sektor perikanan. Teknologi di masa sekarang semakin canggih, sudah pasti inovasi-inovasi yang ditawarkan oleh para perusahaan rintisan memberikan dampak yang positif.
Salah satu negara yang berhasil memanfaatkan teknologi budidaya adalah Norwegia, yang saat ini menjadi negara penghasil salmon terbesar di dunia. Indonesia memiliki sejumlah komoditas perikanan yang berpotensi merajai pasar dunia di antaranya lobster, udang dan juga rumput laut.
Dengan kekompakan para nelayan dan pelaku usaha tentunya memberikan sifat mutualisme bagi Indonesia dalam mempertahankan dan mengolah kekayaan laut. Sehingga Indonesia dapat terus berpotensi sebagai negara maritim yang ideal. (*)
Penulis Oleh: Sakila Yuliana Tantri
Email : Sakila.tantri21@mhs.uinjkt.ac.id / Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi – Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta